Sabtu, 07 Mei 2011

MENGAMBIL LANGKAH SELANJUTNYA

MENGAMBIL LANGKAH SELANJUTNYA

“…Orang banyak bertanya kepadanya: "Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?...Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?" …Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" (Lukas 3:10,12&14a)
"Apa yg harus kami perbuat?"
Mungkin ini adalah pertanyaan yang sering kali diajukan oleh setiap umat Tuhan yang memiliki kerinduan untuk mengalami pertumbuhan rohani. Mereka sadar bahwa untuk mengalami pertumbuhan rohani pasti ada sesuatu yang harus mereka lakukan setelah mereka menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi serta memberi diri mereka untuk dibaptis.
Pada kesempatan kali ini kita akan merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang terambil dari surat Kolose 2:6-7 yang berbunyi demikian:
"Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur."
Melalui ayat ini paling tidak ada 4 (empat) hal yang harus kita lakukan setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat (menjadi orang Kristen).
1.        Tetap di dalam Dia (Kristus).
Tetap didalam DIA berarti kita tetap berada didalam anugerah keselamatan yang telah YESUS KRISTUS nyatakan di kayu salib untuk menebus segala dosa-dosa kita. Dengan kata lain tidak pernah ‘mendua hati’, disatu sisi percaya kepada Yesus, tapi disisi yang lain masih juga menaruh kepercayaan kepada hal-hal yang mistis dan magis seperti perdukunan dan roh-roh jahat. Selain tidak mendua hati, orang-orang Kristen yang tetap berada di dalam DIA tidak akan ‘berpaling hati’ atau berubah iman, meninggalkan anugerah keselamatan dalam Kristus dengan alasan apapun terlebih hanya sekedar masalah ‘perut’ (baca: kebutuhan pokok).
Pada tahun 168 Masehi, seorang bernama Polycarpus menjadi martir. Jika kita melihat kejadian menjelang kematian Polycarpus, kita dapat melihat sebuah contoh dan kasih kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya. Polycarpus merupakan pemimpin gereja di Smyrna. Ia belajar dibawah bimbingan Rasul Yohanes dan lainnya yang telah mengenal Yesus secara pribadi. Saat Polycarpus mengetahui bahwa para penganiayanya akan bersiap-siap menahannya, sahabat-sahabatnya menyembunyikan dirinya di sebuah desa. Namun usaha mereka gagal, para tentara Roma menemukan Polycarpus. Polycarpus menyalami para penangkapnya dengan hangat dan menawarkan memberikan mereka makan. Akhirnya ia dibawa dengan keledai menuju kota ke hadapan komandan militer Roma. Didepan komandan itu ia dipaksa menyangkal imannya . “Hargailah usiamu yang tua. Bersumpahlah demi ketuhanan kaisar. Bertobatlah dan katakan ‘ Persetan dengan para atheis karena mereka menolak.’ (Orang-orang Kristen disebut atheis karena mereka menolak mengakui kaisar sebagai tuhan). Para pejabat juga memberinya kesempatan terakhir untuk menyangkal Tuhan, tapi jawabnya “Saya telah melayani Kristus selama delapan puluh enam tahun , dan Ia tidak pernah menyakiti saya. Bagaimana saya dapat mengingkari Raja saya, Raja yang menjaga saya dari segala hal yang jahat sampai sekarang, dan menebus saya dalam kesetian-Nya ?”
2.        Berakar dalam DIA dan dibangun diatas DIA.
Berakar dalam DIA mengandung pengertian “pertumbuhan ke dalam” sehingga memiliki pondasi/landasan iman serta dasar-dasar kekristenan yg kuat. Sedangkan “Dibangun diatas Dia” berarti “pertumbuhan keatas” misalnya talenta yang semakin berkembang, kenaikan karier, kepercayaan yang lebih lagi, atau berkat yang dilipatgandakan, dll.
Sekalipun pertumbuhan keatas terlihat lebih ‘menarik / menggairahkan’ namun Pertumbuhan kedalam sangat penting sebagai penopang pertumbuhan keatas. Pertumbuhan keatas tanpa ditopang dengan pertumbuhan kebawah yang kuat akan menjadi labil dan mudah goyah, tidak akan kuat menghadapi rupa-rupa angin pencobaan. Perhatikanlah cara orang-orang timur tengah menanam pohon kurma di padang gurun. Setelah mereka menggali pasir, menaruh benih pohon kurma, menutupinya kembali dengan pasir, kemudian mereka menutupinya dengan batu. Sehingga ketika benih itu mulai tumbuh, tapi terhalang oleh batu maka benih itu akan bertumbuh kebawah, memperkuat akar-akar sampai ke sumber mata air. Itulah yang membuat pohon kurma tetap berdiri teguh sekalipun diterpa oleh angin atau badai pasir yang keras.
Bagaimana kita bisa berakar dalam Dia?
  1. Memiliki pengenalan pribadi yang dalam akan Tuhan Yesus
  2. Memiliki hubungan yg erat/akrab dengan Tuhan Yesus melalui saat teduh, doa, pujian & penyembahan yang menjadi gaya hidup.
  3. Menghidupi Firman Tuhan (membaca, merenungkan, melakukan serta membagikannya).
3. Bertambah teguh dalam iman.
Sebagai orang percaya, seiring dengan berjalannya waktu, semakin lama menjadi Kristen iman kita kepada Kristus seharusnya semakin bertambah teguh dan bukan sebaliknya. Untuk memastikan bahwa kita semakin bertambah teguh di dalam iman kepada Kristus, tidak ada cara lain, kita harus mempraktekkan prinsip-prinsip hidup yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, antara lain :
  1. Percaya saja & taat melakukan perintah Tuhan.
  2. Peduli apa kata Tuhan bukan apa kata orang.
  3. Berjalan bukan dengan melihat apa yang kelihatan mata tetapi berjalan sesuai dengan janji Tuhan.
4.  Senantiasa mengucap syukur.
Firman Tuhan mengatakan “Mengucap syukurlah dalam segala hal dan atas segala sesuatu...”
Apabila keadaan menjadi tidak seperti yang kita bayangkan atau harapkan terjadi, mengucap syukurlah…
Apabila kita belum mendapatkan apa yang kita doakan, mengucap syukurlah…
Apabila keadaan menekan kita begitu rupa, sehingga kita merasa tertekan, bingung, bimbang, kuatir, mengucap syukurlah…
Karena mengucap syukur dapat membuka pintu-pintu berkat dan mujizat dalam hidup kita.



Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar