Kolose 3:17 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
Selasa, 24 Mei 2011
BUAT KITA SEMUA: HISTORY BATAK LAND
BUAT KITA SEMUA: HISTORY BATAK LAND: "SEJARAH BATAK Versi sejarah mengatakan si Raja Batak dan rombongannya datang dari Thailand, terus ke Semenanjung Malaysia lalu menyeber..."
HISTORY BATAK LAND
SEJARAH BATAK
Versi sejarah mengatakan si
Raja Batak dan rombongannya
datang dari Thailand, terus ke
Semenanjung Malaysia lalu
menyeberang ke Sumatera dan
menghuni Sianjur Mula Mula,
lebih kurang 8 Km arah Barat
Pangururan, pinggiran Danau
Toba sekarang.Versi lain
mengatakan, dari India
melalui Barus atau dari Alas
Gayo berkelana ke Selatan
hingga bermukim di pinggir
Danau Toba.Diperkirakan si Raja Batak hidup sekitar tahun
1200 (awal abad ke-13). Raja Sisingamangaraja XII salah satu
keturunan si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19
(wafat 1907), maka anaknya bernama si Raja Buntal adalah
generasi ke-20. Batu bertulis (prasasti) di Portibi bertahun
1208 yang dibaca Prof. Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala
dari Madras, India) menjelaskan bahwa pada tahun 1024
kerajaan COLA dari India menyerang SRIWIJAYA yang
menyebabkan bermukimnya 1.500 orang TAMIL di Barus.
Pada tahun 1275 MOJOPAHIT menyerang Sriwijaya, hingga
menguasai daerah Pane, Haru, Padang Lawas. Sekitar rahun
1.400 kerajaan NAKUR berkuasa di sebelah timur Danau
Toba, Tanah Karo dan sebagian Aceh.Dengan memperhatikan
tahun tahun dan kejadian di atas diperkirakan : si Raja Batak
adalah seorang aktivis kerajaan dari Timur danau Toba
(Simalungun sekarang), dari Selatan danau Toba (Portibi) atau
dari Barat danau Toba (Barus) yang mengungsi ke pedalaman,
akibat terjadi konflik dengan orang orang Tamil di Barus.
Akibat serangan Mojopahit ke Sriwijaya, si Raja Batak yang
ketika itu pejabat Sriwijaya yang ditempatkan di Portibi,
Padang Lawas dan sebelah timur Danau Toba (Simalungun)
Sebutan Raja kepada si Raja Batak diberikan oleh
keturunannya karena penghormatan, bukan karena rakyat
menghamba kepadanya. Demikian halnya keturunan si Raja
Batak seperti Si Raja Lontung, Si Raja Borbor, Si Raja Oloan
dsb, meskipun tidak memiliki wilayah kerajaan dan rakyat
yang diperintah.
Selanjutnya menurut buku TAROMBO BORBOR MARSADA
anak si Raja Batak ada 3 (tiga) orang yaitu :
- GURU TETEABULAN
- RAJA ISUMBAON dan
- TOGA LAUT.
Dari ketiga orang inilah dipercaya terbentuknya Marga Marga
Batak
Versi sejarah mengatakan si
Raja Batak dan rombongannya
datang dari Thailand, terus ke
Semenanjung Malaysia lalu
menyeberang ke Sumatera dan
menghuni Sianjur Mula Mula,
lebih kurang 8 Km arah Barat
Pangururan, pinggiran Danau
Toba sekarang.Versi lain
mengatakan, dari India
melalui Barus atau dari Alas
Gayo berkelana ke Selatan
hingga bermukim di pinggir
Danau Toba.Diperkirakan si Raja Batak hidup sekitar tahun
1200 (awal abad ke-13). Raja Sisingamangaraja XII salah satu
keturunan si Raja Batak yang merupakan generasi ke-19
(wafat 1907), maka anaknya bernama si Raja Buntal adalah
generasi ke-20. Batu bertulis (prasasti) di Portibi bertahun
1208 yang dibaca Prof. Nilakantisasri (Guru Besar Purbakala
dari Madras, India) menjelaskan bahwa pada tahun 1024
kerajaan COLA dari India menyerang SRIWIJAYA yang
menyebabkan bermukimnya 1.500 orang TAMIL di Barus.
Pada tahun 1275 MOJOPAHIT menyerang Sriwijaya, hingga
menguasai daerah Pane, Haru, Padang Lawas. Sekitar rahun
1.400 kerajaan NAKUR berkuasa di sebelah timur Danau
Toba, Tanah Karo dan sebagian Aceh.Dengan memperhatikan
tahun tahun dan kejadian di atas diperkirakan : si Raja Batak
adalah seorang aktivis kerajaan dari Timur danau Toba
(Simalungun sekarang), dari Selatan danau Toba (Portibi) atau
dari Barat danau Toba (Barus) yang mengungsi ke pedalaman,
akibat terjadi konflik dengan orang orang Tamil di Barus.
Akibat serangan Mojopahit ke Sriwijaya, si Raja Batak yang
ketika itu pejabat Sriwijaya yang ditempatkan di Portibi,
Padang Lawas dan sebelah timur Danau Toba (Simalungun)
Sebutan Raja kepada si Raja Batak diberikan oleh
keturunannya karena penghormatan, bukan karena rakyat
menghamba kepadanya. Demikian halnya keturunan si Raja
Batak seperti Si Raja Lontung, Si Raja Borbor, Si Raja Oloan
dsb, meskipun tidak memiliki wilayah kerajaan dan rakyat
yang diperintah.
Selanjutnya menurut buku TAROMBO BORBOR MARSADA
anak si Raja Batak ada 3 (tiga) orang yaitu :
- GURU TETEABULAN
- RAJA ISUMBAON dan
- TOGA LAUT.
Dari ketiga orang inilah dipercaya terbentuknya Marga Marga
Batak
Kamis, 12 Mei 2011
KABUPATEN ROKAN HILIR
Pusat pemerintahan kabupaten berada di tengah-tengah kota, tepatnya di jalan Merdeka No 58.
Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 8.941 km² dan penduduk sejumlah 349.771 jiwa. Rokan Hilir terbagi kepada 13 kecamatan dan 83 desa.
Sejarah
Rokan Hilir dibentuk dari tiga kenegerian, yaitu negeri Kubu, Bangko dan Tanah Putih. Negeri-negeri tersebut dipimpin oleh seorang Kepala Negeri yang bertanggung jawab kepada Sultan Siak.Distrik pertama didirikan Hindia Belanda di Tanah Putih pada saat menduduki daerah ini pada tahun 1890. Setelah Bagansiapiapi yang dibuka oleh pemukim-pemukim Tionghoa berkembang pesat, Belanda memindahkan pemerintahan kontrolir-nya ke kota ini pada tahun 1901. Bagansiapiapi semakin berkembang setelah Belanda membangun pelabuhan modern dan terlengkap untuk mengimbangi pelabuhan lainnya di Selat Malaka hingga Perang Dunia I usai. Setelah kemerdekaan Indonesia, Rokan Hilir digabungkan ke dalam Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Bekas wilayah Kewedanaan Bagansiapiapi yang terdiri dari Kecamatan Tanah Putih, Kubu dan Bangko serta Kecamatan Rimba Melintang dan Kecamatan Bagan Sinembah kemudian pada tanggal 4 Oktober 1999 ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai kabupaten baru di Provinsi Riau sesuai dengan Undang-Undang Nomor 53 tahun 1999 dengan ibukota Bagansiapiapi.
Kecamatan
Ke 13 kecamatan tersebut adalah:
- Kecamatan Bangko
- Kecamatan Sinaboi
- Kecamatan Rimba Melintang
- Kecamatan Bangko Pusako
- Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan
- Kecamatan Tanah Putih
- Kecamatan Kubu
- Kecamatan Bagan Sinembah
- Kecamatan Pujud
- Kecamatan Simpang Kanan
- Kecamatan Pasir Limau Kapas
- Kecamatan Batu Hampar
- Kecamatan Rantau Kopar
Pariwisata
Kabupaten Rokan Hilir memiliki beberapa pariwisata andalan, diantaranya adalah:
Festival Bakar Tongkang
Ritual Bakar Tongkang merupakan kisah pelayaran masyarakat keturunan Tionghoa yang melarikan diri dari si penguasa Siam pada abad ke-19. Didalam kapal yang di pimpin Ang Mie Kui, terdapat patung Dewa Kie Ong Ya dan lima dewa, dimana panglimanya disebut Taisun Ong Ya. Patung -patung dewa ini mereka bawa dari tanah Tiongkok, dan menurut keyakinan mereka bahwa dewa tersebut akan memberikan keselamatan dalam pelayaran, hingga akhirnya mereka menetap di Bagansiapiapi.
Untuk menghormati dan mensyukuri kemakmuran dan keselamatan yang mereka peroleh dari hasil laut sebagai mata pencaharian utama masyarakat Tionghoa Bagansiapiapi, maka mereka membakar wangkang (tongkang) yang dilakukan setiap tahun. Sedangkan prosesi sembahyang dilaksanakan pada tanggal 15, 16 bulan 5 tahun Imlek.
Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa ritual Bakar Tongkang adalah ritual pemujaan untuk memperingati hari ulang tahun Dewa Kie Ong Ya (Dewa Laut). Upacara ini memiliki ciri khas tersendiri dan tidak dapat ditemui di tempat lain di Indonesia.
Pada zaman Soeharto upacara seperti ini sempat dilarang tetapi kemudian diaktifkan kembali di era Gus Dur sampai sekarang ini.
Pulau Jemur
Pulau Jemur adalah gugusan kepulauan yang terletak di Selat Malaka, tepatnya di tengah-tengah antara perbatasan Indonesia dan Malaysia. Keindahan alam Pulau Jemur sangat memukau namun potensi tersebut masih tengah digarap.
Langganan:
Komentar (Atom)